HELVIERS: Dukungan Pembaca Setia di Jalan Kebaikan
Sewaktu kecil saya sering bermimpi menjadi penulis dan guru, juga mimpi bisa keliling dunia. Alhamdulillah melalui jalan berliku, Allah wujudkan jua. Tapi saya tidak pernah bermimpi memiliki sebuah keluarga besar baru yang begitu spesial, dan Allah memberi saya kejutan itu! Sebuah keluarga baru bernama Helviers. Ini adalah sekumpulan pembaca setia saya, lintas usia, lintas pendidikan, budaya dan wilayah.
![]() |
Helviers |
Helviers berdiri 11 Maret 2016, tanggal dan bulan yang bertepatan
dengan terciptanya cerpen saya: Ketika Mas Gagah Pergi/ KMGP (1992).
Saat itu Helviers membooking satu studio di Blitz untuk nobar KMGP.
Yang menakjubkan kebanyakan Helviers ini bukan sekadar pembaca setia
yang sudah melahap hampir semua buku saya, melainkan juga pendukung
setia semua gerak saya di jalan kebaikan. Pada akhirnya Helviers bukan
sekadar sekumpulan fans setia, namun sebuah gerakan yang tak bisa
dipandang sebelah mata.
Di
Helviers saya menemukan orang-orang ‘aneh’ (seaneh saya hehehe),
misalnya Dio Purwanto (mahasiswa perpajakan) dan Yass Ferguson (guru)
yang menonton film Ketika Mas Gagah Pergi lebih dari 30x dan menjadi
‘penjaga bioskop’ mengajak serta mentraktir para remaja untuk menonton
film yang saya produksi itu. Dio dan Yass menjadi penjaga bioskop yang
dengan dananya sendiri mencoba mengantisipasi bila ada bioskop yang
penontonnya sangat minim. “Sayang, kalau film sebagus ini tidak banyak
yang menonton,” kata mereka. Atau Hikmat yang menonton film ini lebih
dari 20x serta mengumpulkan sobekan tiket para penonton sekeluar mereka
dari bioskop. Ketiga orang ini bahkan lebih hapal skenario film KMGP
daripada penulis skenarionya sendiri: Mas Fredy Aryanto.
Di sini saya bertemu Afiani, seorang guru di Balikpapan yang membuat
lagu tentang “Indonesia Gagah” yang menjadi cita-cita bersama para
Helviers. Saya kenal dengan Sunisa yang meski masih muda selalu
menganggap dirinya “Kakak Pertama” bagi semua Helviers dan mencereweti
mereka satu persatu bila ada yang tak beres. Ada Ancum yang selalu sibuk
bila saya ke Ternate dan Halmahera. Lalu ada Jaenal, pemuda Brebes yang
datang ke Jakarta dan tiba-tiba sudah berada di depan rumah saya untuk
membantu wujudkan film KMGP. ” Filmnya harus jadi Bun. Saya nggak punya
uang, tapi saya punya tenaga untuk bantu Bunda.”
![]() |
Bunda Helvy Tiana Rosa, Hamas Syahid, Masaji Wijayanto, Aquino Umar dan Izzah Ajrina memakai kaos Helviers |
Di sini juga saya bertemu Zuber, seorang relawan di Masyarakat Relawan Indonesia, anak Betawi yang paling cepat bisa mendatangkan massa dhuafa di berbagai acara kami. Mau anak-anak yatim, remaja dhuafa, ibu-ibu tukang cuci, dll yang perlu kami bantu dan beri inspirasi, Zuber kenal semua. Ada mama-mama muda seperti Futi yang meski bawa anak kemana-mana aktif di semua acara Helviers. Ada Achi yang selalu membawa kudapan sedikit atau banyak di tiap pertemuan Helviers. Delfira yang menginisiasi nobar KMGP di Ampanan, door to door mengajak masyarakat sana menonton. Chudi dari Palu yang selalu membuat warna ceria di group. Aki Awan yang membantu nobar KMGP bersama Gubernur Jabar.
Ada Karmi Darso, dokter gigi di pelosok Sumatera Selatan yang rela
menempuh perjalanan belasan jam berulangkali hanya untuk mengurus acara
nobar dan workshop Helviers di Palembang. Ada Dipta, pengajar di UI yang
jago disain dan bila luang setia menemani saya kemana mana. Ada Revi
yang bahkan saat saya tidak punya asisten, membantu saya bermain bersama
ananda Nadya dan mengurus tumpukan berkas-berkas saya. Saya pun bertemu
Fandrisha yang puitis, dan Anshor yang romantis. Anshor ini pernah
memasang profil picture saat bertemu saya kala masih sekolah, hingga
kini sudah bekerja. Bukti ia mengikuti semua yang saya tulis bahkan
lakukan. Ada pula Mas Djoen, seorang bapak yang membangun kesadaran
literasi di Karawang dan mengaku terinspirasi dari KMGP serta
karya-karya yang lain. Ia tak sekadar ingin bergerak melainkan juga
menggerakkan. Dan masih banyak orang-orang spesial di sini yang tak bisa
saya sebutkan satu persatu karena daftarnya akan begitu panjang.
![]() |
Bunda Helvy Tiana Rosa dan M. Anshor anggota Helviers |
Bagi saya Helviers telah menjelma keluarga, bukan sekadar fans buta.
Mereka juga yang dengan jujur mau memberi saran bahkan kritik pada
saya.
Kami punya group WA Helviers, namun untuk bisa masuk ke group WA itu
tak mudah. Setiap yang mendaftar akan berhadapan dengan tiga anggota
Helviers lain yang bertanya ini itu tentang saya. “Kalau baru tahu Helvy
Tiana Rosa, susah kita approve untuk masuk WA group,” ujar Dio dan
Yass, Ketua serta Wakil Ketua Helviers. “Mereka biar follow instagram
dan twitter @helviers. Apalagi cuma untuk keluar masuk di keluarga
Helviers, lebih baik jangan,” tutur Dio.
Ada kejadian lucu, saat seorang anak kelas III SD mau jadi anggota
Helviers. Saking banyak tahunya anak tersebut tentang saya, kawan-kawan
Helviers mengujinya dengan hafalan skenario film KMGP. Wah ternyata ia
cukup hapal! Akhirnya anak itu: Idan (kini kelas IV SD), menjadi Ketua
Helviers Kids didampingi Nadya anak saya sebagai wakilnya. Entah apa
yang akan mereka perbuat ke depan, yang jelas mereka selalu promosi
tentang karya-karya saya di kalangan anak seusia mereka :).
![]() |
Helviers Kids |
Ke depan, saya punya misi juga terhadap keluarga spesial saya ini,
diantaranya membina mereka menjadi penulis, baik bertemu langsung atau
jarak jauh. Oh ya, selama ini teman-teman Helviers juga membuat
merchandise Helviers untuk dana organisasi. Nantinya kami juga berencana
menerbitkan buku bersama, serta banyak rencana lainnya. In sya Allah.
Lewat tulisan ini saya ingin mengucapkan terimakasih buat keluarga
saya Helviers. Semoga Allah selalu menguatkan keakraban ini. Semoga
Allah selalu menjaga dan mencintai kalian. Aamiin.
Luv u all.
NB: Bila Anda pembaca saya, silakan follow instagram dan twitter
@helviers. Bila Anda pembaca setia saya, coba bergabung di WA Helviers
dengan menghubungi Dio: 0852 8849 3371. Jangan kaget bila ditanya-tanya
yaaa. Bila lolos langsung jadi keluargaaaa 😀
www.helviers.id
19 Oktober 2016
Tertanda
Helvy Tiana Rosa
0 comments: